7/26/2018

Published 7/26/2018 by with 0 comment

Puasa Tarwiyah dan Arafah

Puasa Tarwiyah dan Arafah 

Puasa Tarwiyah dan puasa hari Arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan di bulan Dzulhijjah.  Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini berdasarkan dalil hadits yang berbunyi :


صوم يوم التروية كفارة سنة و صوم يوم عرفة كفارة سنتين (ابو الشيخ في الثواب وابن النجار عن ابن عباس)

"Puasa hari Tarwiyah akan menghapuskan dosa setahun, dan puasa hari Arafah akan menghapuskan dosa dua tahun." (Riwayat Abu  Syaikh dan Ibnu Najar dalam "Atssawab" dari Ibnu 'Abbas)

niat puasa tarwiyah dan arafah

Hadits ini termaktub dalam kitab Kanzul Ummah dan kitab Jami' Imam Suyuthi, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Al tsawab. 

Coba baca yang ini, "Arti, Hukum dan Syarat Kurban"

Hadits tentang puasa Tarwiyah ini dloif karena ada kelemahan perawinya. Ibnu Jauzi dalam Al Maudlu'at 2/565 mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih. Syaikh Assyaukani dalam kitab Al Fawaid al Majmu'ah juga mengatakan bahwa hadits di atas juga tidak shahih. 
Walaupun hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif. Sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka "fadlailul a'mal" (untuk memperoleh keutamaan).  
Coba kita simak hadits berikut ini : 

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء (رواه البخارى)

"Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari)

Berdasarkan hadits di atas, berpuasa di hari Tarwiyah adalah ibadah yang baik. Karena hari Tarwiyah termasuk 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. 

Niat Puasa Tarwiyah 

Kita tahu bahwa suatu amal ibadah tidak sah bila tidak disertai niat. Niat yang benar tentu akan mendapat balasan dari Allah Ta'ala. Dan amal yang dikerjakan pun menjadi sah. Adapun niat puasa Tarwiyah adalah :

نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَّةَ سُنَّةً للهِ تَعاَلىَ

"Nawaitu shomattarwiyata sunnatan lillahi ta'ala"

Artinya, "Saya berniat puasa Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

 

Puasa hari Arafah 

Puasa hari Arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tata cara pelaksanaan puasa Arafah sama dengan puasa lainnya.  Kesunahan ini berlaku bagi Muslimin yang tidak berhaji. Sedangkan muslim yang berhaji tidak disunahkan puasa Arafah.

niat puasa tarwiyah dan arafah


Dalil Puasa Arafah 
Di antara dalil puasa Arafah adalah hadits berikut ini :

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

"Puasa hari  Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang telah lepas." (HR. Bukhari)

Hikmah Puasa Arafah 
Di antara hikmah berpuasa di hari Arafah adalah :

1. Dihapuskannya dosa-dosa dua tahun yang telah lewat dan yang akan datang.
Dosa-dosa yang diampuni ini menurut Imam Nawawi Rahimallahu adalah dosa-dosa kecil. Hal ini termaktub dalam penjelasan beliau :

"Jika bukan dosa kecil yang diampuni, semoga dosa besar yang diringankan. Jika tidak semoga ditinggikan derajatnya." (Syarah Shahih Muslim 8;51)

Namun menurut pendapat Ibnu Taimiyah rahimallahu," bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas bersifat umum." (Majmu' Fatawa 7: 498-500)

2. Dijauhkan Allah SWT dari api neraka selama tujuh puluh tahun
Orang yang berpuasa (karena Allah Ta'ala) akan dijauhkan dari neraka selama tujuh puluh tahun oleh Allah Ta'ala. Hal ini menurut keterangan hadits :
Diriwayatkan dari Abu Said Alkhudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun." (HR. Bukhari)


"Masya Allah! Subhanallah! Ternyata begitu besarnya hikmah puasa bagi umat Islam yang menjalankannya. Jika kita dianugerahi kesehatan (tak ada udzur) alangkah ruginya jika kita tidak menunaikan ibadah puasa."

Demikianlah penjelasan mengenai puasa Tarwiyah dan Arafah, dalil hadits serta hikmahnya. Adalah suatu kebaikan bila kita turut membagikan informasi yang bermanfaat ini. Agar saudara-saudara Muslim kita juga ikut mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat. 

Wallahu a'lam bisshawab.

(Referensi : nu.or.id
                    nusantaramengaji.com
                    muslim.or.id)








Read More
    email this

7/24/2018

Published 7/24/2018 by with 0 comment

Bacaan Niat Shalat Idul Adha


Bacaan niat sholat Idul Adha 

 

 Sholat Idul Adha adalah salah satu sholat sunah yang pelaksanaannya setahun sekali. Yaitu di hari raya Idul adha atau hari raya Qurban. Waktunya tanggal 10 Dzulhijjah atau bulan haji. Sholat ini berjumlah 2 rakaat. Kemudian dilanjutkan dengan khutbah.




Walaupun termasuk ibadah sunah, tapi sholat Idul Adha ini hukumnya termasuk sunah muakkad. Yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh orang Islam. Hal ini  berdasarkan keterangan dari kitab Fiqih Al Bajuriy juz 1:

و الصلاة العيدين (الفطر و الأضحى) سنة مؤكدة وتشرع وجماعة و لمنفرد ومسافر وحر وعبد و خنثى وامرأة لا جميلة ولاذات هيئة (قوله ولمنفرد) فلا تشترط لها الجماعة كما هو ظاهر ولاتسن الخطيب للمنفرد وتسن أيضا للصبي المميز فيطلب من وليه امره بها ليفعلها فيثاب عليها (البجوري 
1
“Adapun shalat Iedlain (sholat dua hari raya) adalah hukumnya sunah muakkad. Tata cara pelaksanaannya dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah. Begitu juga untuk yang dikerjakan munfarid (sendirian) atau bagi musafir, budak atau orang merdeka, wanita dan khunsa dengan syarat tidak menimbulkan fitnah. Adapun ucapan yang dimaksud munfarid itu tidak disyaratkan pada pelaksanaannya itu berjamaah dan tidak disunahkan adanya khotib bagi munfarid. Demikian juga disunahkan bagi anak yang sudah mumayyiz (mendekati baligh) dan kepada orang tuanya untuk memerintahkan melaksanakan shalat idul adha agar mendapat pahala.“ (Kitab Al Bajuri juz 1 / 332)

Dalil Perintah Sholat Idul Adha

Perintah shalat idul Adha adalah perintah Baginda Nabi Muhammad SAW. Di antaranya : 
 Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : “Adalah Nabi SAW. pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha keluar ke mushalla (padang untuk salat), maka pertama yang Beliau kerjakan adalah salat, kemudian setelah selesai dia berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shaf mereka, lalu dia memberi nasihat dan wasiat (khutbah) apabila dia hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah dia putuskan,dia perintahkan setelah selesai dia pergi”. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

Telah berkata Jaabir ra:  “Saya menyaksikan salat Id bersama Nabi Muhammad SAW. dia memulai salat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai dia turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya dia memperingatkan mereka. “(H.R : Muslim)

Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah SAW. memerintahkan kami keluar pada 'idul Fitri dan 'idul Adha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla tempat salat Id, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Dia bersabda : Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R : Jama'ah)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. ia berkata : Adalah Nabi SAW. Tidak berangkat menuju mushalla kecuali dia memakan beberapa biji kurma, dan dia memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
  
Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW. bertakbir pada salat Id dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak salat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R : Amad dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra. bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz sbb (artinya) : Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji. (H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih)

Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata : Mereka berkata : Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap shaum, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi dihadapan Rasulullah saw.bahwa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah SAW. memerintahkan semua manusia (ummat Islam) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan salat Id pada hari esoknya. (H.R : Lima kecuali At-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Azzuhri, ia berkata : Adalah manusia (para sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat salat Id sampai mereka tiba di musala (tempat salat Id) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam ber takbir maka merekapun ikut bertakbir. (H.R: Ibnu Abi Syaibah)

Bacaan Niat Shalat Idul Adha

Bacaan niat shalat Idul Adha yaitu :
أُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتٌبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْما / اِماَماً للهِ تَعاَلَى

“Ushalli sunnatan li’idil adha rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman/ imaman lillahi Ta’ala”
(Saya niat melaksanakan shalat sunah Idul Adha dua raka’at menghadap qiblat (sebagai makmum/ Imam) karena Allah Ta’ala).

Bacaan/ lafal niat niat di atas harus digetarkan di dalam hati. Sedangkan mengucapkannya adalah diperbolehkan.
Demikianlah keterangan tentang pengertian shalat Idul Adha dan dalil-dalil perintahnya. Juga ada lafal niat shalat Idul Adha bahasa Arab dan latinnya. Juga terjemahan bahasa Indonesianya. Semoga bermanfaat. 
Wallahu a’alam bisshawab.

----------------------------------------
(Sumber : nu.or.id
                  Wikipedia.org
                  Santrimuda.com)




Read More
    email this