5/30/2018

Published 5/30/2018 by with 0 comment

Tata Cara Puasa Ramadlan


Tata Cara Puasa Ramadlan

Puasa Ramadlan adalah suatu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh orang Islam. Merupakan rukun Islam ke empat yang harus dijaga agar kekokohan Islam semakin kuat. Dijaga dalam artian puasa tersebut wajib ditunaikan oleh setiap muslim dan muslimat yang sudah memenuhi syarat.


Arti Puasa

Puasa/ shaum menurut bahasa (lughawi) artinya adalah menahan diri (إِمْسَاك). Sedangkan menurut istilah, puasa artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Puasa ada yang wajib ada pula yang sunah. Puasa wajib adalah puasa di bulan Ramadlan. Sedangkan puasa sunah banyak macamnya. Di antaranya adalah puasa di hari Senin dan Kamis, puasa enam hari di bulan Syawal, puasa hari Asyura dan sebagainya.

Dalil Puasa Ramadlan


Dalil perintah puasa Ramadlan adalah firman Allah Ta’ala, yaitu :

يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلىَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوُنَ
"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.” (al Baqarah 183)

Di samping perintah dari Allah Ta’ala, perintah berpuasa juga datang dari Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah :

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari). (Shahih Muslim No.1795)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:  “Apabila engkau melihat hilal (awal bulan Ramadan), maka hendaklah engkau memulai puasa. Apabila engkau melihat hilal (awal bulan Syawal), maka hendaklah engkau berhenti puasa. Dan apabila tertutup awan, maka hendaklah engkau berpuasa selama 30 hari.”  (Shahih Muslim No.1808)
Di samping dalil-dalil di atas, tentunya masih banyak lagi dalil lainnya.

Syarat- syarat berpuasa Ramadlan

Syarat-syarat orang berpuasa bulan Ramadlan  adalah sebagai berikut :

1. Islam
Yang wajib melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadlan adalah orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Orang non Islam tidak berkewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadlan. 

2. Baligh
Syarat kedua adalah sudah baligh. Usia baligh itu antara laki-laki dan perempuan berbeda. Jika laki-laki usia balighnya adalah 15 tahun. Atau sudah pernah mengalami mimpi basah (mimpi keluar mani). Sedangkan tanda baligh pada perempuan adalah bila ia telah mengalami haid. Pada umumnya perempuan mengalami haid pertama kali pada usia 9 tahun.

3. Berakal normal
Orang yang wajib berpuasa Ramadlan adalah orang yang berakal normal/sempurna. Orang yang mabuk dan cacat mental tidak wajib berpuasa.

4. Kuat menjalankan ibadah puasa
Syarat keempat adalah kuat(mampu) menjalankan menjalankan ibadah puasa. Bila tidak mampu maka wajib menggantinya di bulan berikutnya. Atau membayar fidyah.

5. Mengetahui Awal Bulan Ramadlan
Awal datangnya bulan Ramadlan ditandai dengan munculnya "hilal". Munculnya hilal ini bisa dilihat dengan alat bantu (yang sekarang makin canggih). Juga bisa dilihat dengan mata telanjang. Tapi orang yang melihat hilal dengan mata telanjang ini harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Niat berpuasa Ramadlan

Kita tahu bahwa semua amal perbuatan itu bergantung niat. Jika niat kita baik dan benar, tentu kita akan memperoleh balasan dari Allah Ta’ala. Tapi jika niatnya buruk, maka rugilah kita. Ibadah puasa pun butuh niat yang benar. Agar puasa kita sah menurut syariat dan mendapat balasan/pahala dari Allah “azza wa Jalla. Berikut ini niat berpuasa Ramadlan :

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shouma ghodin “an adai fardli syahri romadloni lillahi ta’ala.”

(Aku niat berpuasa di hari esok untuk melaksanakan fardunya bulan Ramadlan di tahun ini karena Allah Ta’ala)

Niat hukumnya wajib. Niat digetarkan di hati dan diucapkan dengan lisan. Agar puasa kita sah, maka berniatlah dengan benar.

Demikianlah sedikit keterangan tentang tata cara berpuasa di bulan Ramadlan yang perlu kita ketahui. Semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca  artikel ini.

Referensi : Kitab Ringkasan Shahih Muslim
                     www.nu.or.id
                    






Read More
    email this

5/02/2018

Published 5/02/2018 by with 0 comment

Amalan dan Do'a Nisfu Sya'ban



Tentang Bulan Sya'ban


Do’a dan amalan di malam Nisfu Sya’ban Nisfu Sya’ban artinya pertengahan bulan Sya’ban. Sya’ban sendiri adalah bulan ke 8 (delapan) dalam penanggalan Islam / Hijriyyah. Malam Nisfu Sya’ban memiliki banyak keutamaan bila dibandingkan dengan bulan-bulan Hijriyyah lainnya. 
do'a malam nisfu sya'ban


Di antara keutamaan bulan Sya’ban yaitu bulan dilaporkannya amal saleh sepanjang tahun. Sayyidah ‘Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, mengapa beliau lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya. Maka  Rasulullah SAW  menjawab :

ذاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban) amal-amal hamba itu diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan alam semesta. Aku ingin amalku diangkat (dilaporkan) kepada Allah sedangkan aku dalam keadaan berpuasa." (HR Nasa'i)

Dalam suatu kesempatan Rasululullah SAW juga pernah bersabda :

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا. فَيَقُولُ: أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

“Jika malam Nisfu Sya'ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya ketika matahari terbenam di malam Nisfu Sya'ban Allah turun ke langit dunia dan berkata, “Adakah yang meminta ampun kepadaku sehingga aku mengampuninya, adakah yang meminta rejeki (karunia) kepadaku sehingga aku memberinya rejeki, adakah yang sedang mengalami musibah sehingga Aku menyembuhkannya (menyelamatkannya), adakah... adakah... (Demikian Allah terus memberikan tawaran kepada hamba-Nya) hingga tiba waktu fajar.“ (HR Ibnu Majah)

Para ulama salaf dan khalaf juga senantiasa mengajak umat Islam untuk memuliakan malam Nisfu Sya'ban. Di antaranya adalah Imam Syafi'i RA , beliau berkata :

  إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْ خَمْسِ لَيَالٍ: فِيْ لَيْلَةِ الجْـُمُعَةِ ، ولَيْلَةِ الأَضْحَى، ولَيْلَةِ الفِطْرِ، وأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، ولَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

"Sesungguhnya doa akan dikabulkan di lima malam, yaitu: malam Jum’at, malam Hari Raya Idul Adha, malam Idul Fitri, malam Pertama Bulan Rajab dan malam Nisfu Sya'ban (pertengahan Sya'ban). (Lihat Sunanul Kubra AlBaihaqi, Darul Fikr, Juz.V, hlm.110)

Dalil-Dalil Hadis Nishfu Sya'ban

Hadis Pertama,

عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن النَّبِيِّقَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمى ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطنى وابنا ماجه وحبان فى صحيحه عن ابى موسى وابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار)

“Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)”.
(HR Thabrani dalam Al Kabir No 16639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban No 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu’ab al Iman No 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma’ Al Zawaid 3/395).

Ulama Wahabi, Nashiruddin al-Albani yang biasanya menilai lemah (dlaif) atau palsu (maudlu') terhadap amaliyah yang tak sesuai dengan ajaran mereka, kali ini ia tak mampu menilai dlaif hadis tentang Nishfu Sya'ban, bahkan ia berkata tentang riwayat diatas: "Hadis ini sahih" (Baca as-Silsilat ash-Shahihah 4/86)

إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (صحيح) اهـ  السلسلة الصحيحة للالباني (4/ 86)

Hadis Kedua,

قَالَ رَسُوْلُ اللهِاِنَّ اللهَ تَعَالَى يَدْنُوْ مِنْ خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِمَنِ اسْتَغْفَرَ إِلاَّ الْبَغِيَّ بِفَرْجِهَا وَالْعَشَّارَ (رواه الطبراني في الكبير وابن عدي عن عثمان بن أبي العاص وقال الشيخ المناوي ورجاله ثقات اهـ التيسير بشرح الجامع الصغير 1/551)

"Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya (rahmat) Allah mendekat kepada hambanya (di malam Nishfu Sya'ban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik upeti" (HR al-Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash. Syaikh al-Munawi berkata: Perawinya terpercaya. Baca Syarah al-Jami' ash-Shaghir 1/551)

Hadis Ketiga,

قَالَ رَسُوْلُ اللهِيَنْزِلُ اللهُ تَعَالَى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ نَفْسٍ إِلاَّ إِنْسَانًا فِي قَلْبِهِ شَحْنَاءُ أَوْ مُشْرِكًا بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ (قال الحافظ ابن حجر هذا حديث حسن أخرجه الدارقطني في كتاب السنة عن عبد الله بن سليمان على الموافقة وأخرجه ابن خزيمة في كتاب التوحيد عن أحمد بن عبد الرحمن بن وهب عن عمه اهـ الأمالي 122)

“Rasulullah Saw bersabda: (Rahmat) Allah turun di malam Nishfu Sya’ban maka Allah akan mengampuni semua orang kecuali orang yang di dalam hatinya ada kebencian kepada saudaranya dan orang yang menyekutukan Allah" (al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Hadist ini hasan. Diriwa-yatkan  oleh Daruquthni  dalam  as-Sunnah  dan Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, Baca al-Amali 122)

Mengenai shalatnya, ulama ahli fikih dan hadist sepakat bahwa hadist tentang salat dengan niat 'shalat sunah malam Nisfu Sya'ban' adalah hadis maudlu' (palsu), sebagai-mana salat 'Raghaib' di awal bulan Rajab. Namun jika seseorang melakukan salat sunah mutlak seperti salat Hajat atau salat Tasbih, maka diperbolehkan. Hal ini berdasarkan hadis dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw melakukan salat sunah mutlak di malam tersebut (HR Al Baihaqi fi Syu'ab Al Iman No 3675, menurutnya hadits ini Mursal yang baik)

عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ الْحَارِثِ اَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَامَ رَسُوْلُ اللهِمِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُمْتُ حَتَّى حَرَّكْتُ إِبْهَامَهُ فَتَحَرَّكَ فَرَجَعَ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السُّجُودِ وَفَرَغَ مِنْ صَلاَتِهِ قَالَ: يَا عَائِشَةُ أَوْ يَا حُمَيْرَاءُ أَظَنَنْتِ أَنَّ النَّبِيَّقَدْ خَاسَ بِكِ؟ قُلْتُ: لاَ وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنْ قُبِضْتَ طُوْلَ سُجُوْدِكَ، قَالَ: أَتَدْرِي أَيَّ لَيْلَةٍ هَذِهِ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَرْحَمُ الْمُسْتَرْحِمِيْنَ وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ الْحِقْدِ كَمَا هُمْ، رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ. وَقَالَ هَذَا مُرْسَلٌ جَيِّدٌ وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُوْنَ الْعَلاَءُ أَخَذَهُ مِنْ مَكْحُوْلٍ وَاللهُ أَعْلَمُ (شعب الإيمان للبيهقي)

“Dari 'Ala' bin Harits bahwa Aisyah berkata: “Rasulullah bangun di tengan malam kemudian beliau salat, kemudian sujud sangat lama, sampai saya menyangka bahwa beliau wafat. Setelah itu saya bangun dan saya gerakkan kaki Nabi dan ternyata masih bergerak. Kemudian Rasul bangkit dari sujudnya setelah selesai melakukan shalatnya, Nabi berkata “Wahai Aisyah, apakah kamu mengira Aku berkhianat padamu?”, saya berkata “Demi Allah, tidak, wahai Rasul, saya mengira engkau telah tiada karena sujud terlalu lama.” Rasul bersabda “Tahukauh kamu malam apa sekarang ini?” Saya menjawab “Allah dan Rasulnya yang tahu”. Rasulullah bersabda “ini adalah malam Nishfu Sya’ban, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memperhatikan hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni orang-orang yang meminta ampunan, mengasihi orang-orang yang meminta dikasihani, dan Allah tidak akan memprioritaskan orang-orang yang pendendam”. (HR Al Baihaqi fi Syuab Al Iman No 3675, menurutnya hadits ini Mursal yang baik)

Amalan dan Do'a Nisfu Sya'ban 


Di antara amalan dan do'a di malam Nisfu Sya'ban adalah : 
1. Membaca surat Yasin 3 kali terlebih dahulu setelah sholat Maghrib dengan niat:
  • Bacaan pertama, niat agar diberi umur panjang beserta taufik untuk taat kepada Allah SWT.
  • Bacaan kedua. niat untuk penjagaan dari bala’ dan bencana serta untuk keluasan rizki.
  • Bacaan ketiga, niat agar diberi kekayaan hati dan mati dalam husnul khotimah.
"Setiap selesai membaca surat Yasin, kemudian membaca doa di bawah ini dengan penuh keyakinan bahwa doa kita di malam Nisfu Sya'ban itu pasti akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala dan tidak akan ditolak:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
اَللَّهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَاذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَاذَا الطَّوْلِ وَاْلإِنْعَامِ، لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْنَ اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَتَقْتِيْرَ رِزْقِيْ، وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ (يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ).
إِلَهِي بِالتَّجَلِّـى اْلأَعْظَمِ فِيْ لَيْلَـةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ اَلَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ، إِكْشِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لاَ أَعْلَمُ وَاغْفِرْ لِيْ مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ حَظًّا وَنَصِيْبًا فِيْ كُلِّ شَيْءٍ قَسَمْتَهُ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ نُوْرٍ تَهْدِي بِهِ، أَوْ رَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا، أَوْ رِزْقٍ تَبْسُطُهُ، أَوْ فَضْلٍ تَقْسِمُهُ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا اَللهُ يَا اَللهُ  يَا اَللهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
اَللَّهُمَّ هَبْ لِيْ قَلْبًا تَقِيًّا نَقِيًّا مِنَ الشِّرْكِ بَرِيًّا، لاَ كَافِرًا وَلاَ شَقِيًّا، وَقَلْبًا سَلِيْمًا خَاشِعًا ضَارِعًا. اَللَّهُمَّ امْلأْ قَلْبِيْ بِنُوْرِكَ وَأَنْوَارِ مُشَاهَدَتِكَ وَجَمَالِكَ وَكَمَالِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَعِصْمَتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِلْمِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Do'a Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani di malam Nisfu Sya'ban:

اَللَّهُمَّ إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنِّكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِّرْ لَنَا مِنْ فََضْلِكَ، وَوَسِِّعْ رِزْقَكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُوْمُ لَكَ فِيْهَا بِبَعْضِ حَقِّكَ.
اَللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيْهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُوْلَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا لاَتَبْلُغُ اْلآمَالُ إِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ اْلأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ،

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

"Ya Allah, jika Engkau telah memunculkan malam Nisfu Sya’ban pada makhlukMu maka curahkan atas kami anugerah dan pembebasanMu (dari neraka), takdirkanlah untuk kami kebaikan dari keutamaanMu, perluaslah curahan rizkiMu untuk kami, jadikanlah kami di malam itu termasuk orang yang bangkit melaksanakan hakMu."
Ya Allah, orang yang Engkau tentukan takdirnya di malam itu dengan kematiannya, maka bersamakanlah dengan rahmatMu, dan orang yang Engkau takdirkan berumur panjang maka jadikanlah rahmatMu bersamanya, dan sampaikanlah kami pada tujuan mulia yang tidak tercapai oleh angan-angan, wahai sebaik-baik Dzat yang bersimpuh dihadapanNya semua telapak kaki, wahai Tuhan sekalian alam, dengan rahmatMu wahai Dzat Yang Paling Pengasih. Semoga sholawat Allah tercurah pada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk, dan atas keluarga serta sahabat kesemuanya. Amin."

Jangan lupa baca ini "Tata Cara Shalat Jenazah"



2. Memperbanyak doa


Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلب شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).



2. Membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya

Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة "لا إله إلا الله محمد رسول الله".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”




3. Memperbanyak istighfar


Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bersih dari dosa dan salah. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia terus melakukan perbuatan dosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenanya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan :,

الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم


Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.



Demikianlah sedikit keterangan tentang amalan dan do'a di malam Nisfu Sya'ban yang umum dilaksanakan. Terimakasih telah mmbaca artikel ini. Semoga bermanfaat.

Referensi :



2. dutaislam.com
3. kitab Sabilunnajah 



Read More
    email this