Tata Cara Shalat Jenazah yang Mudah
Di antara
kewajiban orang Islam atas orang Islam lainnnya adalah shalat atas jenazah. Hukum
shalat jenazah atau sembahyang untuk mayyit Muslim adalah fardlu kifayah.
Artinya, wajib dilaksanakan minimal oleh satu orang. Bila tak ada yang menunaikannya secara sengaja maka status dosa menimpa umat Islam secara
umum.
Maka dari
itu, jika ada keluarga, saudara, tetangga atau teman kita (yang beragama Islam)
meninggal dunia, hendaklah kita ikut menshalatinya. Dan lebih bagus jika ikut
mengantarkan jenazahnya ke pemakaman. Karena sabda Rasulullah SAW :
مَنْ أَتْبَعَ جَنَزَةَ مُسْلِمٍ اِيْمَاناً وَ
احْتِسَاباً وَ كَانَ مَعَهَا حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهاَ وَيُفْرَغُ مِنْ
دَفْنِهاَ فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ اْلاَجْرِ بِقِراَطَيْنِ. كُلُّ قِراَطٍ مِثْلُ
اُحُدٍ وَ مَنْ صَلَّى عَلَيْهاَ ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ اَنْ تُدْفَنَ فَلَهُ
قِراَطٌ ( رواه البخارى )
“Barangsiapa
mengiring (mengantar) jenazah muslim karena iman dan mengharapkan pahala,
hingga ikut menshalati mayyit sampai selesainya mayit dikubur, maka
sekembalinya (dari pemakaman) mendapat ganjaran dua qirath, tiap qirath laksana
sebesar gunung Uhud. Dan barangsiapa ikut menyolatkan jenazah tetapi ia pulang
sebelum mayit dikubur, maka ia hanya mendapatkan pahala satu qirath.” (HR. Imam
Bukhari)
Urutan Tata Cara Shalat Jenazah
Maka dari
itu, sangatlah rugi bila kita berta’ziah tetapi tidak ikut menyolatkan dan
mengantarkan jenazah sampai ke pemakaman.
Menshalati adalah salah satu fardlu kifayah (kewajiban) selain memandikan jenazah,
mengafani, dan terakhir menguburnya. Secara teknis tata cara shalat jenazah berbeda dengan tata cara shalat pada umumnya, karena tidak menggunakan gerakan ruku’, i’tidal, dan sujud dan gerakan-gerakan lainnya.
Rukun-rukun yang harus dilaksanakan dalam shalat jenazah
antara lain :
1. Niat
Niat wajib digetarkan di dalam hati. Adapun mengucapkan niat
dengan lisan adalah diperbolehkan untuk membantu mantapnya hati. Lafazh niat
sholat jenazah adalah:
(Bila
jenazah yang akan disholati adalah laki-laki)
أُصَلِّى عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًا لِلَّهِ
تَعَالَى
“Usholli
‘ala hadzal mayyiti fardlollillahi ta’ala”
Niat sholat
untuk jenazah perempuan :
أُصَلِّى عَلَى هَذَا الْمَيِّتَةِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
“Usholli
‘ala hadzal mayyitati fardlol lillahi ta’ala”
2. Berdiri
(Bagi yang mampu)
Sholat jenazah
dilaksanakan dengan berdiri bila mampu berdiri. Jika tidak mampu maka boleh
sholat sambil duduk.
3. Membaca
surat Al Fatihah
4.
Bertakbir 4 kali
5. Membaca
sholawat atas Nabi
6. Berdo’a
untuk jenazah
7.
Mengucapkan salam secara lengkap
Baca juga "Do'a Berbuka Puasa Senin Kamis"
Baca juga "Do'a Berbuka Puasa Senin Kamis"
Secara berurutan tata cara shalat jenazah adalah sebagai berikut :
Pertama
berdiri dengan posisi jenazah di depan jamaah sholat. Bila jenazah laki-laki,
Imam berdiri di dekat kepala mayit. Dengan posisi kepala mayit di sebelah kiri
Imam. Bila mayit perempuan, Imam berdiri di tengah mayit. Lalu berniat dalam
hati seperti bacaan niat di atas.
Kedua
bertakbir (takbir pertama) lalu membaca surat Al Fatihah sampai selesai.
Ketiga,
setelah baca Al Fatihah selesai, disambung dengan takbir yang kedua
lantas membaca sholawat Nabi :
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
“Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina
Muhammad”
Lebih bagus
lagi bila disambung dengan :
كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى سَيذِدِناَ اِبْراَهِيْمَ وَ
عَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْراَهِيْمَ وَبَرِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَماَ بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْراَهِيْمَ وَ عَلَى
آلِ سَيِّدِناَ اِبْراَهِيْمَ فِى الْعاَلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
"Kamaa shollaita ‘ala sayyidina Ibrohim wa ‘ala ali sayyidina Ibrohim wa
barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad kamaa barakta ‘ala
sayyidina Ibrohim wa ‘ala sayyidina Ibrohim fil ‘alamiina innaka hamiidum majiid.”
Keempat
takbir lagi (takbir yang ketiga) lalu membaca do’a untuk mayit (bila mayitnya
laki-laki) :
اللهُمَّ إغْفِرْ لَهُ وَ ارْحَمهُ وَ عاَفِهِ وَاعْفُ
عَنْه ُ وَ اجْعَلْ الْجَنَّةَ مَثْوَاهُ اللهُمَّ أَبْدِلْهُ داَرًا خيْراً مِنْ
داَرِهِ , وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ
وَاَهْلاً مِنْ اَهْلِهِ
اللهُمَّ
إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَاَنْتَ خَيْرٌ مَنْزُوْلٍ بِهِ , اللهُمَّ أَكْرِمْ
نُزُوْلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu waj’al
jannata matswahu, Allahumma abdilhu daron khoiron min darihi wa zaujan khoiron
min zaujihi wa ahlan khoiron min ahlihi. Allahumma innahu nazala bika wa anta
khoirun manzuulun bihi, Allahumma akrim nuzuulahu wa wassi’ madkholahu ”
Bila
mayitnya perempuan maka do’anya :
اللهُمَّ اغْفِرْ لَهاَ وَ ارْحَمْهاَ وَ عاَفِهاَ
وَاعْفُ عَنْهاَ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهاَ. اللّهُمَّ ابْدِلْهاَ دَارًا
خَيْرًا مِنْ دَارِهاَ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهاَ وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ
أَهْلِهاَ. اللَّهُمَّ إِنَّهاَ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهاَ.
اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهاَ ووسِّعْ مَدْخَلَهاَ
"Allahummaghfir laha warhamha wa ‘afiha wa’fu
‘anha waj’al jannata matswaha, Allahumma abdilha daron khoiron min dariha wa
zaujan khoiron min zaujiha wa ahlan khoiron min ahliha, Allahumma innaha nazala
bika wa anta khoirun manzulin biha. Allahumma akrim nuzuulaha wa wassi’
madkholaha.”
Kelima, bertakbir lagi (takbir yang keempat)
lalu membaca :
اللهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ اَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِناَ
بَعْدَهُ
Jika
jenazah perempuan do’anya :
اللهُمّ
لاتَحرِمْنا أَجْرَهاَ ولاتَفْتِنّا بَعدَهاَ
Keenam, mengucapkan salam secara sempurna sambil menoleh ke kanan dan ke kiri
:
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Demikianlah tata cara shalat jenazah yang bisa dipaparkan.
Terimakasih telah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat.
Referensi :
nu.or.id
Kitab Sabilunnajah (Fasholatan lengkap)
Ringkasan Shahih
Bukhari