Biografi
Silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yaʿqub bin Ishaq bin
Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih
bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Yusuf merupakan putera ketujuh (ada sumber
mengatakan anak kesebelas) dari Nabi Yaʿqub AS. Nabi Yusuf AS mempunyai ibu yang dikenal sebagai Rahil (Rahel). Nabi Yusuf mempunyai adik kandung, Bunyamin
(Benyamin). Tetapi Ibu beliau
meninggal saat nabi Yusuf AS berusia 12 tahun.
Sedangkan Ibnu Katsir dalam kitabnya (Qishashul Anbiya’)
menuliskan bahwa Nabi Yusuf menikahi Ra’il binti Ra’ayil, janda dari Qithfir,
kemudian lahirlah dua orang putra, yakni Afrayim dan Mansa.
Yusuf mempunyai 11 orang saudara lelaki. Para saudara Nabi Yusuf AS tersebut adalah :
1. Ruben
2. Simeon
3. Lewi
4. Yehuda
5. Isakhar
6. Zebulon
7. Dan
8. Natfali
9. Gad
10. Asyer
11.
Bunyamin
Nabi Yusuf
AS hidup sekitar 1745-1635 SM. Beliau adalah nabi sekaligus rasul yang ditugaskan berdakwah kepada
Kan’an dan Hyksos di Mesir.
Keistimewaan Nabi Yusuf AS
Nabi Yusuf AS dianugerahi wajah yang tampan rupawan. Yang ketampanan itu membuat banyak wnita jatuh hati pada beliau.
Di samping itu, beliau juga ahli dalam menafsirkan arti mimipi.
Nabi Yusuf Bermimpi
Nama Yusuf diabadikan dalam al qur'an, yaitu surat Yusuf. Di dalam surat Yusuf, ada kisah Yusuf yang bisa dijadikan i'tibar bagi orang yang beriman. Diawali kisah Yusuf saat beliau masih muda. Ia
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud padanya (Surat Yusuf
12:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, dan Nabi Yaqub yang menyuruhnya agar
tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf
12:5).
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Yusuf 4-5)"
Berkaitan dengan mimpi melihat sebelas bintang tersebut, ada hadits Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim telah meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab tafsir mereka, juga Abu Ya'la dan al Bazzar dalam kitab Musnad mereka- ia telah dinyatakan oleh para Imam.
Seorang lelaki Yahudi pernah datang kepada Nabi SAW seraya bertanya :
"Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku nama bintang-bintang yang dilihat Yusuf (dalam mimpinya) dan sujud padanya?"
Jabir berkata: Nabi SAW diam dan tidak menjawab sepatah kata pun. Kemudian Jibril turun dan menyebutkan nama-namanya. Jabir melanjutkan; Kemudian Rasululla SAW mengutus kepada orang tadi dan berkata kepadanya ; "Apakah engkau akan beriman bila aku beritahukan nama-nama bintang itu kepadamu?" Orang tadi menjawab, "Ya." Maka beliau bersabda, "Bintang-bintang tersebut adalah: Jaryan, ath Thariq, adz Dzaiyal, Dzu al Kaftan, Qabis, Watsab, al Failaq alMisbah, adh Dharukh, Dzu al Fara', adh Dhiya', dan anNuur." Orang Yahudi tadi berkata, "Demi Allah, itulah nama-namanya." (HR. Ath Thabrani dan Ibnu Abi Hatim {hadits gharib}).
[ "Baca juga yang ini "Kisah Singkat Nabi Idris AS" ]
Seorang lelaki Yahudi pernah datang kepada Nabi SAW seraya bertanya :
"Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku nama bintang-bintang yang dilihat Yusuf (dalam mimpinya) dan sujud padanya?"
Jabir berkata: Nabi SAW diam dan tidak menjawab sepatah kata pun. Kemudian Jibril turun dan menyebutkan nama-namanya. Jabir melanjutkan; Kemudian Rasululla SAW mengutus kepada orang tadi dan berkata kepadanya ; "Apakah engkau akan beriman bila aku beritahukan nama-nama bintang itu kepadamu?" Orang tadi menjawab, "Ya." Maka beliau bersabda, "Bintang-bintang tersebut adalah: Jaryan, ath Thariq, adz Dzaiyal, Dzu al Kaftan, Qabis, Watsab, al Failaq alMisbah, adh Dharukh, Dzu al Fara', adh Dhiya', dan anNuur." Orang Yahudi tadi berkata, "Demi Allah, itulah nama-namanya." (HR. Ath Thabrani dan Ibnu Abi Hatim {hadits gharib}).
[ "Baca juga yang ini "Kisah Singkat Nabi Idris AS" ]
Nabi Yusuf AS Dibuang ke Sumur
Di antara 12 anak Nabi Ya'kub As, Yusuf dan Bunyamin lah yang paling disayang oleh Nabi Ya'kub AS. Hal ini membuat saudara-saudara Yusuf menjadi dengki. Dari kedengkian inilah, mereka berencana menyingkirkan Yusuf.
Nabi Yusuf as adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya,
lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain,
terutama setelah ibu kandungnya Rahil meninggal atau wafat ketika Yusuf masih
berusia dua belas tahun.
Perlakuan yang berbeda dari Nabi Ya’qub as kepada
anak-anaknya lainnya menimbulkan rasa iri hati dan dengki di antara
saudara-saudara Nabi Yusuf as yang lain, mereka merasa dianaktirikan oleh
ayahnya yang mereka anggap tidak adil terhadap sesama anak, yaitu lebih
memanjakan Nabi Yusuf as dari pada yang lainnya.
Rasa sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf as dan adiknya
Bunyamin nampak sangat jelas. Rasa iri hati dan kebencian saudara-saudaranya
juga tidak dapat ditutup-tutupi lagi. Rasa sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi
Yusuf dan Bunyamin adiknya sebenarnya cukup wajar, karena Nabi Yusuf dan
adiknya tidak memiliki ibu karena telah meninggal dunia ketika melahirkan Bunyamin.
Karena sebab itulah Nabi Ya’qub sangat menyayangi Nabi Yusuf as dan adiknya
Benyamin. Terlebih lagi saat Nabi Ya’qub mendengar dan mengetahui akan mimpi
Nabi Yusuf as. Semakin bertambah pula pengawasannya untuk keselamatan Nabi
Yusuf as dan adiknya. Hal ini menyebabkan bertambahnya kedengkian dan kebencian
saudara-saudara terhadap Nabi Yusuf as dan adiknya.
Rasa jengkel terhadap ayah mereka dan iri hati pada Nabi
Yusuf as membangkitkan rasa setia kawan di antara sauda-saudara Yusuf, persatuan
dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.
Hingga mereka bermusyawarah dengan tujuan melenyapkan Yusuf.
Dalam sebuah pertemuan rahasia, saudara-saudara Yusuf yang
iri hati berkumpul untuk membuat sebuah rencana keji. Salah satu dari mereka
berkata,
"Sesungguhnya Yusuf dan Bunyamin lebih dicintai oleh ayah kita
daripada kita sendiri, padahal kita ini adalah anak dari ayah kita juga. Ayah
kita rupanya telah keliru dalam hal ini."
"Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah yang
tidak dikenal supaya perhatian ayah kita tertuju kepada kita semua,"
ujar salah satu saudara Yusuf.
Yehuda, anak keempat Nabi Yaqub, tampaknya tidak sependapat.
la berkata,
"Janganlah kalian membunuh Yusuf, tapi masukkanlah dia ke
dalam sumur yang sering dilewati dan dijadikan tempat peristirahan para
musafir. Dengan demikian, jika nanti para musafir itu menemukannya, mereka
membawanya jauh dari kita. Mungkin nanti Yusuf akan dijual sebagai budak.
Setelah itu, kita bertobat kepada Allah atas dosa-dosa kita dan menjadi orang
yang senantiasa berbuat baik."
Akhirnya, mereka semua setuju dengan pendapat Yahuda.
Kemudian, mereka merencanakan cara membawa Yusuf tanpa ada keberatan dari
ayahnya yang selalu khawatir dengan keselamatan Yusuf.
Keesokkan harinya, saudara-saudara Yusuf meminta izin kepada
Nabi Yaqub untuk mengajak Yusuf bermain ke tepi hutan untuk menikmati
pemandangan. Pada awalnya, Nabi Yaqub ragu-ragu memberi izin. Akan tetapi,
setelah didesak oleh saudara-saudara Yusuf, akhirnya Nabi Yaqub mengizinkan
dengan berpesan kepada mereka agar berhati-hati dan menjaga adiknya
tersebut.
Esoknya, rombongan mereka (putra Yaqub) berangkat, kecuali
Bunyamin karena masih terlalu kecil. Mereka menuju ke tempat sesuai dengan
rencana mereka kemarin. Setibanya di tempat tersebut, mereka bermain
kejar-kejaran. Pada saat bermain, mereka sedikit demi sedikit melepaskan baju
Yusuf. Yusuf tidak menyadari apa maksud saudara-saudaranya tersebut. la hanya
mengikutinya saja. Mereka berkejar-kejaran hingga sampai di dekat sebuah sumur.
Tempat tersebut ada di hutan yang biasa dilalui oleh para musafir.
Dengan cepat, mereka mengangkat Yusuf dan hendak
melemparkannya ke dalam sumur. Yusuf meronta dan berusaha melepaskan diri. Akan
tetapi, cengkeraman saudara-saudaranya lebih kuat. Akhirnya, perlawanan Yusuf
sia-sia saja. Mereka berhasil melemparkan Yusuf ke dalam sumur.
Sore harinya, mereka pulang kepada ayah mereka sambil
menangis. Mereka berkata,
"Ayah, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba
dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami
adalah orang-orang yang benar."
Mereka datang membawa baju Yusuf yang berlumuran dengan
darah palsu. Dengan sedih Nabi Yaqub AS berkata,
"Sebenarnya hanya dirimu
sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk itu; maka hanya bersabar
itulah yang terbaik bagiku. Dan hanya kepada Allah memohon pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu ceritakan."
Demikianlah sedikit kisah tentang Nabi Yusuf. Insya Allah kisah berikutnya akan dilanjutkan. Terimakasih telah membaca artikel ini.
Referensi
1. https://wikipedia.org/wiki/Nabi-Yusuf
2. https://dongengceritarakyat.com/sejarah-cerita-kisah-nabi-yusuf-dan-mukjizatnya/
3. Alqur'an dan terjemahannya
0 komentar:
Post a Comment